Lamanya waktu perjalanan dan kondisi lingkungan udara yang berbeda dengan daratan tentu berpengaruh pada kondisi kesehatan jemaah haji. Setidaknya dibutuhkan 9 12 jam penerbangan dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jedah, begitu pun sebaliknya saat kepulangan nanti. Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Itah Sri Utami, Sp.KP yang juga seorang dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan menyampaikan ada beberapa faktor risiko yang bisa dialami jemaah selama dalam perjalanan udara. Seperti dehidrasi, gangguan pernapasan , sinusitis, , gangguan kardiovaskuler, deep vein thrombosis akut dan lain lain.
"Deep Vein Thrombosis bisa saja menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian jemaah selama penerbangan. Apalagi jemaah Indonesia banyak yang memiliki komorbid seperti gangguan kardivaskuler dan diabetes melitus ” jelas dr. Itah dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (22/6/2022). Deep Vein Thrombosis/ DVT adalah kondisi terjadinya penggumpalan atau pembekuan darah di pembuluh darah vena, biasanya muncul di area betis dan paha. Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele karena dapat saja menyebabkan kematian. Kematian terjadi akibat emboli pada pembuluh darah yang menggumpal. Beberapa gejala yang harus diwaspadai, adalah bengkak di area tungkai. Kemudian adanya nyeri atau kram, serta kesemutan.
Dokter Itah menuturkan, salah satu tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan penggunaan Stocking pressure atau kaus kaki elastik tekan. “Kalau kita naik pesawat dalam kondisi statis, kurang pergerakan hanya duduk saja di kursi penumpang tanpa melakukan mobilisasi (berjalan atau melakukan peregangan dalam pesawat) dapat terjadi risiko penggumpalan darah ditungkai. Tapi kalau kita gunakan stocking pressure, metabolisme aliran darah akan lebih lancar keatas, tidak menumpuk di tungkai,” jelas dr. Itah Oleh karenanya selain penggunaan stocking pressure, jemaah juga disarankan juga untuk melakukan mobilisasi seperti senam peregangan, tambahnya.
Selain itu, jemaah juga diminta untuk mempersiapkan tubuhnya untuk siap dan sehat berhaji. Salah satu caranya adalah segera berkonsultasi dengan dokter segera setelah mendapatkan nomor porsi atau nomor antrian keberangkatan. “Jika memang ada komorbid, jemaah sudah terbiasa untuk minum obat secara rutin untuk mengurangi risiko penyakit yang diderita," pesan dia.