Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berencana untuk melepaskan stok sayuran dan garamnya untuk mengatasi inflasi yang berkepanjangan pada periode pembuatan kimchi tahunan menjelang musim dingin. Menurut Kementerian Keuangan dan Pertanian negara itu, berdasarkan rencana yang disampaikan pada hari ini, Korsel akan melepaskan 5.000 ton bawang putih, 1,4 ton paprika dan 3,6 ton bawang merah mulai minggu depan. Pihaknya juga berencana memasok 500 ton cadangan garam ke pasar tradisional.
"Untuk jangka waktu yang cukup lama, harga diperkirakan akan tetap lebih tinggi dari sebelumnya, di tengah faktor risiko internal dan eksternal," kata Menteri Keuangan Choo Kyung ho dalam pertemuan di Seoul. Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Jumat (28/10/2022), harga lokal komoditas pertanian telah naik 8,7 persen secara tahunan pada September lalu, mempersempit pertumbuhannya dari kenaikan 10,4 persen yang dihitung di bulan Agustus 2022. Perlu diketahui, kimchi merupakan lauk fermentasi Korea yang populer dan dikonsumsi hampir setiap kali makan.
Meskipun saat ini semakin banyak orang yang membeli produk instan kimchi, namun banyak rumah tangga di Korsel yang masih membuat kimchi sendiri. Ini yang menjadikan harga bahan baku pembuatan makanan tradisional Korea itu sebagai salah satu pengukur utama inflasi. Menurut survei oleh Institut Ekonomi Pedesaan Korea, sekitar 65 persen konsumen berencana membuat kimchi mereka sendiri tahun ini.
Kementerian mengatakan bahwa meskipun produksi bahan utama seperti kubis napa dan lobak putih diperkirakan akan tetap stabil, negara tersebut perlu bersiap menghadapi perubahan panen yang terjadi secara tiba tiba menyusul adanya perubahan iklim. "Korsel juga berencana menawarkan kupon senilai 17,1 miliar won atau setara 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk menawarkan diskon hingga 20 persen," kata Kementerian tersebut. Negara ini telah bergulat dengan inflasi, dengan harga konsumen melonjak 5,6 persen pada September tahun ini.
Bank of Korea pun memperkirakan inflasi dapat bertahan di kisaran 5 hingga 6 persen untuk jangka waktu yang cukup lama. Choo mengatakan tekanan inflasi Korsel mungkin akan mereda menyusul harga energi yang lebih rendah yang diamati pada Oktober ini.